Selasa, 24 April 2012

Teknologi dan Pendidikan

Pritta Astuti Suryaningtyas (11-023)
M. Rizki Nugroho (11-062)
Ayu Puspita (11-078)


Bagaimana sih persinggungan antara teknologi dan pendidikan ?

Penggunaan teknologi seperti komputer, infocus, internet dan sebagai nya jelas sangat bersinggungan dengan pendidikan pada saat ini, dimana sekarang ini baik pengajar maupun murid nya di tuntut untuk dapat menggunakan komputer, infocus, internet dan sebagainya guna mendukung proses belajar dan mengajar serta proses pembelajaran. Teknologi tersebut pada khusus nya juga dapan digunakan sebagai sumber informasi dan media pembelajaran yang efektif, serta dapat meningkatkan kreatifitas baik pengajar maupun murid.




Dapatkah standar untuk murid yang "melek teknologi" di terapkan di Indonesia ?


Penerapan standar ini belum bisa dilakukan di Indonesia belum dapat di maksimalkan.
Contoh nya Standar pada pra taman kanak-kanak sampai grade dua.
Pada tingkatan ini harusnya anak sudah dapat menggunakan mouse,keyboard dan alat output seperti monitor dan printer untuk mengoperasikan komputer. sedangkan pendidikan di Indonesia pada tingkatan ini lebih menekan kan cara-cara bersosialisasi dengan teman sebaya .
Terlebih lagi anak-anak belum siap untuk untuk mengoperasikan perangkat tersebut.


Pandangan kami tentang ubiquitos computing 


Ubiquitos Computing , yaitu mendistribusikan komputer ke lingkungan, yang maksudnya kita bisa mengakses  informasi dimana saja dan kapan saja, dimana informasi lah yang membanjiri kita.
namun hal ini pun memiliki 2 sisi, yaitu positif dan negatif.
sisi positif nya yaitu, kita dapat kan informasi yang kita mau, dengan cepat, dan kapan mun dimana pun.
sedangkan sisi negatif nya adalah berkurang nya privasi perorangan, serta jika salah dalam penggunaan nya justru malah bisa membuat kita rusak. Untuk itulah diperlukan "melek teknologi" untuk dapat menerapkan ini, dimana kita sudah lebih tau sampai mana batasan penggunaan teknologi itu.

Senin, 09 April 2012

Tugas bersama

Ajeng Diah Andhini (11-024)
Ayu Puspita (11-078)
Liandra Khairunnisa (11-100)


1.    Kedudukan Psikologi Sekolah dalam ilmu Psikologi

Psikologi sekolah merupakan bagian dari psikologi pendidikan. Psikologi sekolah mempelajari tentang proses mental dan perilaku dalam ruang lingkup lingkungan sekolah. Psikologi sekolah berfokus pada siswa, guru selaku pengajar, serta orangtua siswa.


2.    Perbedaan Psikologi Sekolah dan Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan : mempelajari bagaimana manusia belajar dalam setting pendidikan keefektifan suatu pengajaran, cara mengajar, dan pengelolaan organisasi sekolah.

Psikologi sekolah : usaha untuk menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi.
Jadi, psikologi pendidikan adalah pokoknya (berhubungan dengan cara pengajaran), sedamgkan psikologi sekolah adalqah cabangnya (berhubungan dengan anak didik di sebuah instansi sekolah)


3.    Fungsi sekolah sebagai agen perubahan
        
 Sekolah seharusnya memiliki fungsi dan peran dalam perubahan -perubahan masyarakat menuju ke arah perbaikan dalam segala aspek. Dalam hal ini, sekolah memiliki dua karakter secara umum. Pertama, melaksanakan peranan fungsi dan harapan untuk mencapai tujuan dari sebuah sistem. Kedua, mengenali individu yang berbeda-beda dalam peserta didik yang memiliki kepribadian dan disposisi kebutuhan.
Sebagai agen perubahan sekolah berfungsi sebagai alat :  
  • Pengembangan pribadi
  • Pengembangan budaya
  • Pengembangan bangsa
  • Pengembangan warga

4.    Metode dalam sistem pengajaran di sekolah dapat berupa :
  1. Metode ceramah
      Bahan pelajaran disajikan oleh guru sehingga siswa memahami informasi dari materi pelajaran. 
2.      Metode diskusi
   Penyajian bahan pelajaran melalui suatu masalah yang harus diselesaikan secara bersama dengan bimbingan guru. 
  1. Metode demonstrasi
   Penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung pada objeknya atau caranya melakukan sesuatu.


5.    Permasalahan-permasalahan Psikologi sekolah
         
 Masalah yang sering terjadi di sekolah adalah masalah absensi, cabut, kurang aktif dalam belajar, tidak membuat tugas, berkelahi dengan teman, dsb. Hal ini dapat diatasi dengan cara pendekatan awal dengan siswa, mencari tahu apa penyebab mereka melakukan hal itu, kemudian kita carikan jalan keluar untuk menyelesaikan masalah siswa tersebut. Misalnya jika ia sering absen kita cari tahu apa alasan mengapa hal itu terjadi apa karena ia memang orang yang tergolong malas, tidak suka dengan pelajaran yang akan dihadapi, atau ada hal-hal lain yang menyebabkan ia sering melakukan absen. Setelah kita tahu apa alasannya selanjutnya kita melakukan pendekatan dengan menekankan bahwa absensi itu sangat berpengaruh kepada prestasi dia di sekolah, semakin dia rajin untuk datang semakin mengerti pula dia dengan pelajaran yang diajarkan. Walaupun pada konteksnya dia tidak suka dengan pelajaran itu, namun kita dapat menyuruhnya untuk dapat hadir dan duduk tenang dan tidak perlu melakukan hal apapun, jika hal ini terjadi secara terus menerusmaka lama kelamaan ia akan terbiasa untuk dapat hadir dikelas tanpa ada absensi.


6.    Fungsi dan peranan Psikolog sekolah dan Psikologi sekolah

Fungsi & Peran psikolog sekolah
 - Memberikan konseling, pengajaran, dan pendampingan bagi mereka berjuang dengan masalah sosial, emosi, dan perilaku 
 -Meningkatkan prestasi dengan menilai hambatan belajar dan menentukan strategi instruksional terbaik untuk meningkatkan pembelajaran
 -Mempromosikan kesehatan dan ketahanan dengan memperkuat komunikasi dan keterampilan sosial, pemecahan masalah, manajemen kemarahan, self-regulasi, penentuan nasib sendiri, dan optimism
-Meningkatkan pemahaman dan penerimaan beragam budaya dan latar belakang
Fungsi & Peran psikologi sekolah
-Pengukuran kesiapan pendidikan, memungkinkan pelajar untuk mendapatkan manfaat semaksimal mungkin dari fasilitas yang diberikan sekolah
-Pengukuran prestasi belajar, kegunaannya terbagi 3 yaitu :
  a.fungsi instruksional yaitu menemukan kesukitan dalam belajar dan atau keperluan perbaikan dalam proses belajar mengajar
  b.fungsi administrative berkaitan dengan penyaringan siswa, pemberian status akhir kepada siswa, dan mengevaluasi hasil belajar mengajar siswa
  c.fungsi bimbingan yaitu menemukan kemampuan-kemampuan yang belum terlihat, dan memabntu memilih jurusan sesuai dengan kemampuan siswa.


7.    Hal-hal yang diberikan dalam kaitannya dengan layanan psikologi sekolah

a. memberikan pelayanan tes intelegensi
b. melakukan wawancara dengan siswa, mahasiswa, guru atau dosen, orangtua, serta orang  yang terlibat dalam pendidikan siswa atau mahasiswa
c. melakukan observasi siswa di kelas, tempat bermain, serta tempat kegiatan lainnnya
d. mempelajari data kumulatif prestasi belajar siswa
e. memberikan konsultasi bagi sekolah dalam menyelesaikan berbagai masalah di sekolah, serta membantu menyeleksi, penempatan, serta urusan personalia lainnya.

8.    Peranan Psikolog sekolah, Psikolog pendidikan, dan guru BP.

a.psikolog sekolah, lebih kepada pengembangan kelas yang berhubungan dengan siswa dan guru, serta memantau prestasi, dan motvasi siswa
b.psikolog pendidikan, mengenai pendidikan sejak pra-sekolah sampai perguruan tinggi
c.guru BK, focus pada siswa, mengembangkan minat, bakat serta potensi yang dimiliki siswa
    

Kamis, 05 April 2012

Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini

Tugas Kelompok




Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan yang dilaksanakan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu pembinaan terhadap anak yang dilakukan sejak anak berusia nol sampai enam tahun melalui pemberian rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan otak, jasmani, dan rohani sehingga anak akan lebih siap dalam menghadapi atau melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya baik dalam jalur pendidikan formal, nonformal maupun informal.
Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini bahkan sejak dalam kandungan sangat menentukan derajat kualitas kesehatan, cipta, rasa dan karsa. Dengan demikian investasi pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini merupakan investasi sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas.
Berikut ini merupakan berbagai macam aspek perkembangan kognitif , fisik dan sosio-emosional dari perkembangan anak usia dini :


1. Aspek Perkembangan Kognitif
Tahapan Perkembangan Kognitif sesuai dengan teori Piaget adalah:
(1) Tahap sensorimotor, usia 0 – 2 tahun. Pada masa ini kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak refleks, bahas awal, waktu sekarang dan ruang yang dekat saja;
(2) Tahap pra-operasional, usia 2 – 7 tahun. Masa ini kemampuan menerima rangsangan yang terbatas. Anak mulai berkembang kemampuan bahasanya, walaupun pemikirannya masih statis dan belum dapat berpikir abstrak, persepsi waktu dan tempat masih terbatas;
(3) Tahap konkret operasional, 7 – 11 tahun. Pada tahap ini anak sudah mampu menyelesaikan tugas-tugas menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat dan membagi;
(4) Tahap formal operasional, usia 11 – 15 tahun. Pada masa ini, anak sudah mampu berfikir tingkat tinggi, mampu berfikir abstrak.


2. Aspek Perkembangan Fisik
Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot terkoordinasi (Hurlock: 1998). Keterampilan motorik anak terdiri atas keterampilan motorik kasar dan keterampilan motorik halus. Keterampilan motorik anak usia 4-5 tahun lebih banyak berkembang pada motorik kasar, setelah usia 5 tahun baru.terjadi perkembangan motorik halus.
Pada usia 4 tahun anak-anak masih suka jenis gerakan sederhana seperti berjingkrak-jingkrak, melompat, dan berlari kesana kemari, hanya demi kegiatan itu sendiri tapi mereka sudah berani mengambil resiko. Walaupun mereka sudah dapat memanjat tangga dengan satu kaki pada setiap tiang anak tangga untuk beberapa lama, mereka baru saja mulai dapat turun dengan cara yang sama.
Pada usia 5 tahun, anak-anak bahkan lebih berani mengambil resiko dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun. Mereka lebih percaya diri melakukan ketangkasan yang mengerikan seperti memanjat suatu obyek, berlari kencang dan suka berlomba dengan teman sebayanya bahkan orangtuanya (Santrock,1995: 225)

3. Aspek Perkembangan Sosio-Emosional
Masa TK merupakan masa kanak-kanak awal. Pola perilaku sosial yang terlihat pada masa kanak-kanak awal, seperti yang diungkap oleh Hurlock (1998:252) yaitu: kerjasama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan sosial, simpati, empat, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak mementingkan diri sendiri, meniru, perilaku kelekatan.
Erik Erikson (1950) dalam Papalia dan Old, 2008:370 seorang ahli psikoanalisis mengidentifikasi perkembangan sosial anak:
(1) Tahap 1: Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2 tahun.Dalam tahap ini bila dalam merespon rangsangan, anak mendapat pengalaman yang menyenamgkan akan tumbuh rasa percaya diri, sebaliknya pengalaman yang kurang menyenangkan akan menimbulkan rasa curiga;
(2) Tahap 2 : Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), usia 2-3 tahun. Anak sudah mampu menguasai kegiatan meregang atau melemaskan seluruh otot-otot tubuhnya. Anak pada masa ini bila sudah merasa mampu menguasai anggota tubuhnya dapat meimbulkan rasa otonomi, sebaliknya bila lingkungan tidak memberi kepercayaan atau terlalu banyak bertindak untuk anak akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu;
(3) Tahap 3 : Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), usia 4-5 tahun.
Pada masa ini anak dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari ikatan orang tua, anak dapat bergerak bebas dan ber interaksi dengan lingkungannya. Kondisi lepas dari orang tua menimbulkan rasa untuk berinisiatif, sebaliknya dapat menimbulkan rasa bersalah;
(4) Tahap 4 : industry vs inferiority (percaya diri vs rasa rendah diri), usia 6 tahun – pubertas. Anak telah dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan untuk menyiapkan diri memasuki masa dewasa. Perlu memiliki suatu keterampilan tertentu. Bila anak mampu menguasai suatu keterampilan tertentu dapat menimbulkan rasa berhasil, sebaliknya bila tidak menguasai, menimbulkan rasa rendah diri.