Kamis, 03 Mei 2012

Anak Berkebutuhan Khusus

Suran dan Rizzo (1979) ABK merupakan :
"anak yang memiliki perbedaan dalam beberapa dimensi penting dari fungsi kemanusiaannya. mereka adalah yang secara fisik, psikologis, kognitif atau sosial terhambat dalam mencapai tujuan atau kebutuhan dan potensialnya secara maksimal sehingga memerlukan penanganan yang terlatih dari tenaga profesional"

Mangunsong (2009) ABK merupakan :
"anak yang membutuhkan pendidikan dan layanan khusus untuk mengoptimalkan potensi kemanusiaannya secara utuh akibat adanya perbedaan kondisi dengan kebanyakan anak lainnya"
perbedaannya meliputi : ciri-ciri mental, kemampuan sensorik, fisik dan neuromuskular, perilaku sosial dan emosional, kemampuan berkomunikasi, ataupun kombinasi 2 atau lebih dari berbagai hal tersebut.


Berbagai istilah ABK :
  • Disability menunjukkan berkurang atau hilangnya fungsi organ atau bagian tubuh tertentu. Biasanya istilah ini digunakan secara bergantian dengan "impairment"
  • Handicap merupakan masalah atau dampak dari kerusakan (disability/impairment) yang dialami oleh individu ketika berinteraksi dengan lingkungan
  • At risk adalah anak yang meskipun tidak terindentifikasi memiliki kerusakan namun berpeluang mengalami hambatan atau masalah tertentu
Siswa berkebutuhan khusus adalah mereka yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengoptimalkan potensi kemanusiaannya secara utuh akibat adanya perbedaan kondisi dengan kebanyakan anak lainnya.

Pendidikan khusus atau luar biasa adalah instruksi yang didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dari siswa berkebutuhan khusus

Tujuan utama dari pendidikan khusus adalah :
  • menemukan dan menitikberatkan kemampuan siswa berkebutuhan khusus
  • mengembangkan kehidupan anak didik dan siswa sebagai anggota masyarakat
  • mempersiapkan siswa untuk dapat memiliki keterampilan sebagai bekal memasuki dunia kerja
  • mempersiapkan anak didik dan siswa untuk mengikuti pendidikan lanjutan
Segresi 
anak berkebutuhan khusus belajar dalam lingkungan yang berisi anak-anak berkebutuhan khusus juga. jenisnya dapat berupa TKLB, SDLB, SMPLB, SMLB
kelemahan : seiring fokus pada apa yang tidak dapat dilakukan anak sehingga dapat menimbulkan masalah konsep diri, anak cenderung terisolasi sehingga kehilangan kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan belajar tentang perilaku dan keterampilan yang tepat

Integrasi
ABK diberi kesempatan khusus untuk berinteraksi dengan anak-anak normal disekolah reguler (cth: bergabung dalam acara yang diadakan  sekolah biasa)
intinya diberi kesempatan bermain dengan anak normal baik dalam pelajaran kelas, istirahat bersama, pindah-pindah kelas khusus, kelas reguler, dsb

Inklusi
  • Staub dan Peck (1995) mengemukakan bahwa pendidikan inklusi adalah penempatan anak berkelainan tingkat ringan, sedang dan berat secara penuh di kelas reguler
  • Sapon-Shevin (dalam O'Neil, 1995) menyatakan bahwa pendidikan inklusif sebagai sistem layanan pendidikan yang mempersyaratkan agar semua anak berkelainan dilayani di sekolah-sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman seusianya
intinya inklusi itu menetap pada kelas reguler

Diagnosis atau pelabelan keluarbiasaan :
perlu memperhatikan : sikap profesional dari orang yang melakukan identifikasi, ada kriteria yang jelas dan tidak hanya fokus pada klasifikasi tetapi juga pada masalah dan penanganan yang tepat
dampak positif : memungkinkan anak mendapat perlakuan dan penerimaan yang tepat dari lingkungan
dampak negatif : dapat membuat lingkungan memandang anak secara negatif, begitu juga anak memandang dirinya sendiri secara negatif

Jenis SLB :
  • SLB A : untuk tuna netra , persyaratan : keterangan dari dokter mata, umur sebaiknya 3-7 tahun dan tidak lebih dari 14 tahun
  • SLB B : untuk tuna rungu , persyaratan : keterangan dari dokter THT, umur sebaiknya 5-11 tahun
  • SLB C : untuk tuna grahita IQ 50-75
  •         C1 : untuk tuna grahita IQ 25-50 , persyaratan : keterangan IQ dari psikolog, keterangan dari sekolah terakhir dan umur sebaiknya 5,5-11 tahun
  • SLB D : untuk tuna daksa dengan IQ normal
  •        D1 : untuk tuna daksa dengan IQ < normal , persyaratan : keterangan dari dokter umum, ortopedi dan syaraf, keterangan psikolog, umur 3-9 tahun
  • SLB E : untuk tuna laras , persyaratan : anak mengalami kesulitan menyesuaikan diri atau pernah melakukan kejahatan, umur antara 6-18 tahun
  • SLB G : untuk tuna ganda , persyaratan : keterangan dari dokter dan psikolog